Jumat, 17 Juni 2011

Sistem Pencernaan Ruminansia

Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan manusia, kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung, khususnya pada hewan pemamah biak (ruminansia) dan hewan karnivora.

1.   Rongga mulut (kavum oris)

Rongga mulut mamalia dibentuk oleh tiga atap yaitu :
-  Langit-langit keras (palatum durum)
-  Langit-langit lunak (palatum mole)
-  Bagian tepi (velum palastini)

Dasar rongga mulut bersifat lunak dan di dalamnya terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Jenis gigi pada hewan mamalia sama dengan gigi manusia , tetapi mengalami perubahan bentuk sesuai dengan cara hidupnya.

-   Jenis – jenis gigi

a. Gigi Seri (dens insisivus)
Gigi seri berbentuk pahat dan berfungsi untuk untuk menjepit  dan memotong makanan berupa tetumbuhan seperti rumput. Email hanya ada dibagian dataran muka dan dibagian ini gigi terus tumbuh.
b. Gigi Taring (dens caninus)
Gigi taring berbentuk runcing dan berfungsi untuk menyobek. Namun, pada hewan herbivor termasuk ruminansia gigi taring tidak berkembang.
Gigi taring tumbuh dan berkembang dengan baik pada hewan karnivora.
c. Geraham Muka (premolar)
Gigi geraham muka berfungsi untuk mengunyah. Bagian mahkotanya terdiri dari email yang melintang dan tajam.
d. Geraham Belakang (molar)
Gigi geraham belakang fungsinya sama dengan gigi geraham muka yaitu untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Bentuknya sama dengan molar pada manusia.


Contoh susunan gigi pada hewan ruminansia khususnya sapi :


2.   Lambung
Khusus hewan ruminansia seperti sapi, rusa, dan kambing lambungnya terbagi menjadi empat ruang yaitu :
-  Rumen (perut besar);
-  Retikulum (perut jala) ;
-  Omasum (perut kitab) ; dan
-  Abomasum (perut masam).

Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8′/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.

  Proses pencernaan
Rumput atau daun-daunan dikunyah sekadarnya serta dicampur air ludah, lalu ditelan ke esofagus. Dari esofagus, makanan masuk ke rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Rumput dan daun-daun tersebut mengandung selulosa yang tinggi . Selanjutnya , di dalam rumen terjadi pencernaan oleh mikroorganisme yang dapat memecah selulosa menjadi glukosa.

Di rumen terdapat simbiosis antara hewan ruminansia dengan bakteri dan flagelata yang dapat menghasilkan enzim selulase. Mikroorganisme yang menghasilkan enzim selulase ini berasal dari kelompok bakteri selulolitik anaerob, khamir dan protozoa. Bakteri yang mampu menghancurkan selulosa contohnya adalah Cytophaga, sedangkan flagelata yang biasa terdapat dalam tubuhhewan ruminansia adalah Cypromonas subtilis. Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk merombak selulosa, tetapi juga dapat menghasilkan biogas  yang berupa CH4 melalui proses peragian yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif dan fesesnya dapat digunakan untuk pupuk.

Di dalam rumen terjadi pencernaan protein dan polisakarida, serta fermentasi selulosa oleh enzim selulase. Disamping terjadi pemecahan selulosa juga terjadi fermentasi glukosa untuk menghasilkan asam organik (asam-asam lemak), asam amino, gas karbon dioksida, dan metan sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif. Asam organik dapat langsung  diserap oleh rumen dan merupakan sumber energi utama bagi ruminansia. Bakteri rumen juga membentuk protein dari nitrogen anorganik (garam-garam amonia) serta vitamin B kompleks. Dari rumen, makanan masuk ke retikulum.

Di retikulum, makanan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pada saat hewan ruminansia beristirahat, bolus yang disimpan sedikit demi sedikit dikeluarkan dari retikulum untuk dikunyah lagi. Sesudah itu ditelan lagi masuk ke retikulum, lalu ke omasum. Di dalam omasum terjadi reabsorpsi air dari makanan. Dari omasum, makanan  selanjutnya ke obamasum. Di abomasum ini terjadi pencernaan yang sebenarnya oleh enzim-enzim pencernaan. Di sini makanan mengalami pencernaan enzimatis seperti pada lambung manusia. Enzim selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan menghancurkan selulosa. Mikroba penghasil selulase tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, rumimansia tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.  Hasil pencernaan di abomasum akan diteruskan ke usus halus. Di dalam usus halus juga terjadi pencernaan secara enzimatis dan penyerapan sari-sari makanan. Bagian yang tidak terserap selanjutnya masuk ke dalam usus besar. Di sini juga terjadi reabsorpsi air. Setelah itu sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

3.    Usus (intestinum)

Usus pada mamalia dapat dibedakan atas :
-  Usus halus (intestinum tenue) terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
-  Usus besar (intestinum krasum).

Di dalam usus halus terjadi perombakan terakhir dan proses penyarapan sari-sari makanan. Usus berakhir dengan rektum dan lubang yang disebut anus. Secara garis besar, sistem pencernaan makanan pada semua hewan mamalia adalah sama kecuali hewan ruminansia yamg memiliki kekhususan.


   Skema pencernaan hewan ruminansia
Rumput di mulut dikunyah  →  Esofagus  →  Rumen, pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase  →  Retikulum, membentuk bolus  →  Mulut,dikunyah lagi  →   Retikulum  →  Omasum →   Abomasum, pencernaan oleh enzim pencernaan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar